Artikel bahasa indonesia
Pada umumnya kita tidak menjumpai
kesulitan ketika berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia. Dalam
membaca buku, majalah, atau surat kabar, mungkin para mahasiswa menjumpai satu
dua kata yang artinya belum diketahui dengan jelas, tetapi itu tidak
menimbulkan kesulitan yang berarti bagi upaya pemahaman bacaan tersebut. Para
mahasiswa pada umumnya sudah mampu berbahasa Indonesia.
Apakah sesorang dapat dikatakan
cukup mampu atau kurang mampu berbahasa Indonesia, hal ini ditentukan oleh tuntutan
pekerjaan atau jabatannya. Penguasaan bahasa Indonesia seseorang mungkin sudah
cukup untuk jabatan pramuniaga, tetapi belum cukup untuk juru tulis. Penguasaan
bahasa Indonesia seseorang mungkin sudah cukup untuk pekerjaan sebagai juru
penerang, tetapi belum cukup untuk seorang ilmuwan atau peneliti. Pekerjaan
atau jabatan yang akan dipangku oleh para mahasiswa sesudah menamatkan
pelajarannya, jelas menuntut penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Para tamatan perguruan tinggi, sebagai pemegang jabatan pimpinan pada berbagai
lembaga pemerintahan atau swasta, sebagai ilmuan atau peneliti, harus memiliki
penguasaan bahasa yang memadai.
Di samping itu, dalam rangka
penyelesaian studinya, penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
diperlukan oleh mahasiswa dalam penyusunan makalah, penulisan praskripsi atau
skripsi. Kekurangan para mahasisiwa yang menonjol ialah penguasaan bahasa
Indonesia yang lebih baik daripada sekedar untuk mendengarkan, membaca, atau
berbicara.
Pelajaran bahasa Indonesia di perguruan
tinggi diperlukan agar para mahasiswa dapat mengerjakan tugas menyusun karya
tulis dengan baik dan benar, serta memiliki tingkat penguasaan bahasa Indonesia
yang memadai, sebagai mana yang dipersyaratkan oleh jabatan yang akan
dipangkunya kelak setelah menamatkan pelajarannya.
Ragam bahasa Indonesia yang lebih
mudah dibeda – bedakan ialah ragam baku dan nonbaku. Bahasa Indonesia baku
ialah ragam bahasa Indonesia yang formal. Yaitu bahasa Indonesia yang
dituturkan dalam situasi resmi. Bahasa Indonesia hukum, bahasa Indonesia
ekonomi, bahasa Indonesia yang digunakan sebagai bahasa pengantar di sekolah
adalah bahasa Indonesia baku. Di samping bahasa Indonesia baku, ada bahasa
Indonesia nanbaku. Bahasa Indonesia nonbaku ialah bahasa Indonesia yang
digunakan dalam situasi tidak resmi misalnya bahsa Indonesia yang digunakan di
pasar, bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari – hari dalam situasi
santai.
Pusat pembinaan dan pengembangan
bahasa mengimbau agar kita berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Berbahasa
Indonesia dengan baik artinya berbahasa Indonesia sesuai dengan situasi
pemakaiannya. Dalam situasi resmi kita menggunakan bahasa Indonesia baku,
sedang dalam situasi tidak resmi kita menggunakan bahasa Indonesia nonbaku yang
biasa dipakai di daerah atau lingkungan masing – masing.
Penggunaan bahasa Indonesia yang
benar ialah penggunaan bahasa Indonesia yang manaati kaidah tata bahasa. Kalau
soal baik dan tidak baik menyangkut kesesuaian dengan situasi, maka soal benar
dan tidaknya menyangkut kesesuaian dengan kaidah bahasa. Sifat baik dan benar
itu memang tidak selalu sejalan. Pemakian bahasa Indonesia yang baik mempunyai
tingkat yang berbeda-beda dalam kesesuaiannya dengan kaidah.
Ciri
– ciri ragam bahasa baku adalah sebagai berikut :
1.Penggunaan
kaidah tata bahasa normatif. Misalnya dengan penerapan pola kalimat yang
baku: acara itu sedang kami ikuti dan bukan acara itu kami sedang ikuti.
2. Penggunaan kata-kata baku. Misalnya cantik sekali dan bukan cantik banget; uang dan bukan duit; serta tidak mudah dan bukan nggak gampang.
3. Penggunaan ejaan resmi dalam ragam tulis. Ejaan yang kini berlaku dalam bahasa Indonesia adalah ejaan yang disempurnakan (EYD). Bahasa baku harus mengikuti aturan ini.
4. Penggunaan lafal baku dalam ragam lisan. Meskipun hingga saat ini belum ada lafal baku yang sudah ditetapkan, secara umum dapat dikatakan bahwa lafal baku adalah lafal yang bebas dari ciri-ciri lafal dialek setempat atau bahasa daerah. Misalnya: /atap/ dan bukan /atep/; /habis/ dan bukan /abis/; serta /kalaw/ dan bukan /kalo/.
5. Penggunaan kalimat secara efektif. Di luar pendapat umum yang mengatakan bahwa bahasa Indonesia itu bertele-tele, bahasa baku sebenarnya mengharuskan komunikasi efektif: pesan pembicara atau penulis harus diterima oleh pendengar atau pembaca persis sesuai maksud aslinya.
Fungsi
dari bahasa indonesia yaitu :
- Alat Komunikasi , merupakan suatu sarana untuk menyampaikan pesan dari satu pihak ke pihak lainnya baik dalam berbicara dan penggunaan alat komunikasi lainnya
- Merupakan suatu alat dalam mengekspresikan diri kita kepada orang lain dengan tujuan agar oranglain tersebut mengetahui siapa dan maksud keberadaan kita.
- Sebagai Kontrol Sosial , merupakan suatu alat sendiri yang dapat dilakukan dalam melakukan kontrol terhadap lingkungan sekitar kita dan biasanya hal ini berupa ceramah atau dakwah dengan tujuan sikap dan perilaku mereka nantinya sesuai dan berperilaku secara baik.
Berbahasa Indonesia yang baik adalah
menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai konteks (pembicaraan atau penulisan).
Berbahasa Indonesia yang benar adalah menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai
dengan kaidah (tata bahasa) bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang
digunakan sesuai dengan norma kemasyarakatan yang berlaku. Misalnya, dalam
situasi santai dan akrab, seperti di warung kopi, di pasar, di tempat arisan,
dan di lapangan sepak bola hendaklah digunakan bahasa Indonesia yang santai dan
akrab yang tidak terlalu terikat oleh patokan. Dalam situasi resmi dan formal,
seperti dalam kuliah, dalam seminar, dalam sidang DPR, dan dalam pidato
kenegaraan hendaklah digunakan bahasa Indonesia yang resmi dan formal, yang
selalu memperhatikan norma bahasa.
Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang
digunakan sesuai dengan aturan atau kaidah bahas Indoneia yang berlaku. Kaidah
bahasa Indonesia itu meliputi kaidah ejaan, kaidah pembentukan kata, kaidah
penyusunan kalimat, kaidah penyusunan paragraf, dan kaidah penataan penalaran.
Jika kaidah ejaan digunakan dengan cermat, kaidah pembentukan kata ditaati
dengan konsisten, pemakaian bahasa Indonesia dikatakan benar. Sebaliknya, jika
kaidah-kaidah bahasa itu kurang ditaati, pemakaian bahasa tersebut dianggap
tidak benar/tidak baku.
Oleh karena itu, kaidah yang mengatur pemakaian bahasa
itu meliputi kaidah pembentukan kata, pemilihan kata, penyusunan kalimat,
pembentukan paragraf, penataan penalran, serta penerapan ejaan yang
disempurnakan.
Contoh
Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar:
Misalkan
dalam pertanyaan sehari-hari dengan menggunakan bahasa yang baku
*
Ketika dalam dialog antara seorang Guru dengan seorang murid
Pak
guru : Rino apakah kamu sudah mengerjakan PR?
Rino
: sudah saya kerjakan pak.
Pak
guru : baiklah kalau begitu, segera dikumpulkan.
Rino
: Terima kasih Pak , akan segera saya kumpulkan.
Bahasa
yang benar adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa baku, baik
kaidah untuk bahasa baku tertulis maupun bahasa baku lisan.
“Berbahasa Indonesia dengan baik dan
benar” dapat diartikan sebagai pemakaian kata-kata dalam ragam bahasa yang
serasi dan selaras dengan sasaran atau tujuannya dan yang terlebih penting lagi
adalah mengikuti kaidah bahasa yang baik dan benar. Pernyataan “bahasa
Indonesia yang baik dan benar” mengacu pada ragam bahasa yang dimana memenuhi
persyaratan kebaikan dan kebenaran. Bahasa yang diucapkan biasanya adalah dalam
bentuk bahasa yang baku.
Menggunakan bahasa Indonesia dengan
baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi logis terkait dengan pemakaiannya
yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada suatu kondisi tertentu, yaitu pada
situasi formal, penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi pilihan atau
prioritas utama dalam berbahasa. Seperti sudah saya jelaskan tadi, penggunaan
bahasa seperti ini sering menggunakan bahasa baku. Masalah yang harus dihindari
dalam pemakaian bahasa baku antara lain adalah disebabkan oleh adanya gejala
bahasa seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul
yang tanpa kita sadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal seperti ini
mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak sesuai dan tidak baik.
Kesimpulan :
Dalam uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia
yang dalam penggunaannya sesuai dengan kaidah tata bahasa. Kaidah bahasa yaitu
kaidah bahasa Indonesia baku atau yang dianggap baku. Oleh karena itu, kita
sebagai warga negara Indonesia dianjurkan menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar dalam situasi resmi maupun kehidupan sehari-hari. Namun masih
minimnya pengetahuan tentang bagaiman bahasa Indonesia yang baik dan benar,
sehingga masih banyak yang tidak menggunakan nya secara tidak tepat. Menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar itu perlu dilestarikan oleh penduduk
indonesia itu sendiri, dan penggunaan bahasa Indonesia itu pun harus sesuai
dengan situasi, tempat, dan keadaan ketika kita berkomunikasi, dan pemilihan
kata yang tepat ketika berkomunikasi dengan orang lain demi mengurangi terjadi
perbedaan pemahaman dan menyakiti hati lawan bicara kita. Berdasarkan data-data dan fakta
dilapangan menunjukkan masih banyak orang-orang tidak memahami pemakaian bahasa
Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah yang benar. Jadi
dilhat dari fungsinya bahasa merupakan jantung dari kehidupan ini karena tanpa
bahasa kita tidak akan bisa berinteraksi sesama yang lain. Maka dari itu kita sebagai
warga negara Indonesia harus bisa menjaga keaslian berbahasa Indonesia yang
baik dan benar, karena dipandangnya suatu bangsa itu tidak lepas dari bagaimana
kita menggunakan basaha yang dapat dipahami atau mudah dimengerti oleh bangsa
lain.
Referensi :
http://hanyasekedarblogg.blogspot.com/2013/05/penggunaan-bahasa-indonesia-yang-baik.html
Adapun ciri-ciri paragraf induktif Sebagai Berikut :
Contoh Paragraf induktif :
Pada era persaingan dunia kerja yang semakin kompetitif seperti saat ini. Seseorang yang menguasai Bahasa Inggris otomatis akan memiliki peluang yang lebih besar di dunia kerja. Sebaliknya, orang yang tidak memiliki kemampuan Bahasa Inggris peluangnya akan semakin kecil untuk memasuki dunia kerja khususnya untuk dapat diterima sebagai karyawan. Itulah kenapa penguasaan Bahasa Inggris sangat diperlukan untuk menambah kompetensi di dunia kerja.
Keterangan: Paragraf utama terletak di akhir paragraf.
Analogi
Pola penyusunan paragraf berupa perbandingan dari dua hal yang mempunyai sifat sama.
Pengembangan paragraf secara analogi ini didasarkan adanya anggapan bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi maka akan ada persamaan pula dalam hal yang lain.
Contoh Paragraf Analogi :
PARAGRAF INDUKTIF
Paragraf Induktif adalah paragraf
yang diawali dengan menjelaskan permasalahan-permasalahan khusus (mengandung
pembuktian dan contoh-contoh fakta) yang diakhiri dengan kesimpulan yang berupa
pernyataan umum. Paragraf yang berpola dari khusus ke umum, artinya paragraf
yang diawali dengan beberapa kalimat penjelas kemudian ditarik kesimpulan yang
berupa umum. Sehingga kalimat utamanya terdapat di akhir paragraf. Paragraf
induktif terdiri dari yakni paragraf generalisasi,
paragraf analogi,
paragraf sebab akibat bisa
juga akibat sebab.
Adapun ciri-ciri paragraf induktif Sebagai Berikut :
·
Terlebih dahulu menyebutkan peristiwa-peristiwa
khusus
·
Kemudian, menarik kesimpulan berdasarkan
peristiwa-peristiwa khusus
·
Kesimpulan terdapat di akhir paragraph
·
Menemukan Kalimat Utama, Gagasan Utama,
Kalimat Penjelas
·
Kalimat utama paragraf induktif terletak
di akhir paragraph
·
Gagasan Utama terdapat pada kalimat
utama
·
Kalimat penjelas terletak sebelum
kalimat utama, yakni yang mengungkapkan peristiwa-peristiwa khusus
·
Kalimat penjelas merupakan kalimat yang
mendukung gagasan utama.
Contoh Paragraf induktif :
Pada era persaingan dunia kerja yang semakin kompetitif seperti saat ini. Seseorang yang menguasai Bahasa Inggris otomatis akan memiliki peluang yang lebih besar di dunia kerja. Sebaliknya, orang yang tidak memiliki kemampuan Bahasa Inggris peluangnya akan semakin kecil untuk memasuki dunia kerja khususnya untuk dapat diterima sebagai karyawan. Itulah kenapa penguasaan Bahasa Inggris sangat diperlukan untuk menambah kompetensi di dunia kerja.
Keterangan: Paragraf utama terletak di akhir paragraf.
Analogi
Pola penyusunan paragraf berupa perbandingan dari dua hal yang mempunyai sifat sama.
Pengembangan paragraf secara analogi ini didasarkan adanya anggapan bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi maka akan ada persamaan pula dalam hal yang lain.
Contoh Paragraf Analogi :
Hidup manusia ibarat roda yang
terus berputar. Kadang berada di atas dan kadang berada di bawah. Saat
mereka berada di atas mereka bisa mendapatkan apapun yang mereka inginkan, tapi
sebaliknya ketika mereka berada di bawah sulit sekali untuk meraih keinginan
yang mereka dambakan. Ada kalanya bagi mereka yang sedang berada diatas
janganlah bersikap sombong dan ingatlah bahwa kesuksesan tersebut hanya
bersifat sementara. Dan bagi mereka yang berada di bawah, janganlah berputus
asa. Karena masih banyak cara untuk mendapatkan kesuksesan tersebut yaitu
dengan berusaha dan berdoa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar