Akuntansi Internasional #
Nama : Indina
Tarziah
Npm : 23212683
Kelas : 4EB24
BAB
XI
Perencanaan dan Pengendalian
Manajerial
Persaingan
global bersamaan dengan berlanjutnya kemajuan teknologi secara signifikan
mengubah pandangan bisnis dan persyaratan pelaporan internalnya. Banyaknya
hal-hal yang mempersulit manajemen seperti berlanjutnya pengurangan rintangan
dalam perdagangan nasional, berkembangnya nilai mata uang, risiko yang besar,
pembatasan pembayaran dana nasional, perbedaan system pajak nasional, nilai
suku bunga yang berbeda, dan pengaruh pertukaran komoditas dan harga ekuitas
pada asset perusahaan, pendapatan, dan biaya modal yang beragam.
Persaingan global dan cepatnya penyebaran pengetahuan mendukung penyempitan keragaman praktik manajemen akuntansi nasional. Tekanan tambahan termasuk perubahan pasar dan teknologi, berkembangnya perusahaan swasta, biaya dan performa insentif, koordinasi operasi global melalui usaha bersama dan hubungan strategis lainnya dan tuntutan pemegang saham yang terus-menerus untuk nilai tambah inisiatif.
A.
PERMODELAN
BISNIS
Permodelan
bisnis adalah penggambaran besar, dan terdiri atas perumusan, pelaksanaan, dan
penilaian sebuah rencana bisnis jangka panjang. Hal ini meliputi empat dimensi
kritis:
a. Mengidentifikasi
faktor-faktor kunci yang berhubungan dengan kemajuan perusahaan ke depannya.
b. Merumuskan
teknik yang tepat untuk memperkirakan penilaian dan pengembangaan kemampuan
perusahaan untuk memakai atau memanfaatkan semua perkembangan ini.
c. Mengembangkan
system informasi untuk mendukung pilihan-pilihan strategis.
d. Menerjemahkan
pilihan yang ada ke dalam serangkaian tindakan yang jelas.
B.
MATERI
PERENCANAAN
Materi
perencanaan berguna bagi sebuah perusahaan untuk meninjau lingkungan internal
dan eksternalnya untuk mengidentifikasi ancaman dan kesempatan. Sistem bisa
diterapkan untuk memperoleh informasi kondisi pesaing dan pasar. Kondisi
pesaing dan pasar dianalisis Karena dampaknya yang kuat bagi status persaingan
perusahaan dan profitabilitasnya.
Materi
seperti ini adalah WOTS-UP. Analisis WOTS-UP adalah sebuah perubahan versi dari
analisis SWOT, dimana akan selalu diperbaiki sebagai sebuah alat perencanaan
strategis. Hal ini berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan perusahaan yang
hubungannya dengan lingkungan operasi perusahaan. Teknik ini membantu manajemen
untuk menghasilkan serangkaian strategi yang bisa diterima.
C.
PENGANGGARAN MODAL
Global
keputusan untuk berinvestasi di luar negeri adalah sebuah elemen kritis dalam
strategi global bagi perusahaan multinasional. Penanaman modal luar negeri
secara tidak langsung biasanya melibatkan jumlah modal yang besar dan prospek
yang belum pasti. Analisis penganggaran modal membantu meyakinkan bahwa rencana
strategis secara keuangan bisa diterima dan menguntungkan.
Ada
metode canggih dalam keputusan penanaman modal. Prosedur ada untuk menentukan
struktur modal optimum perusahaan, mengukur biaya modalnya, dan menilai
investasi alternatif dalam keadaan yang belum pasti. Peraturan keputusan untuk
pilihan investasi alternatif biasanya ada untuk pengurangan risiko investasi
aliran dana tunai pada sebuah nilai suku bunga yang tepat yaitu beban rata-rata
biaya modal perusahaan. Perusahaan meningkatkan kemakmuran pemiliknya dengan
membuat nilai bersih investasi positif. Ketika menanggapi pilihan ekslusif satu
sama lain, sebuah perusahaan secara masuk akal akan memilih opsi yang
menjanjikan nilai bersih maksimum.
Penyesuaian
model perencanaan multinasional dari tradisional telah dibentuk ke dalam tiga
area pengukuran :
·
Menentukan akibat relevan dari sebuah
investasi multinasional
·
Mengukur arus kas yang diperoleh
·
Menghitung biaya modal multinasional
D.
PERSPEKTIF
IMBALAN KEUANGAN
Seorang
manajer harus menentukan imbalan yang relevan untuk menilai sebuah peluang
investasi luar negeri. Namun, imbalan yang relevan adalah sebuah masalah
perspektif. Baik perspektif luar negeri maupun perspektif perusahaan induk.
Hasil
dari kedua perspektif tersebut bisa berbeda secara signifikan yang berhubungan
dengan:
a. Pembatasan
Pemerintah dalam repatriasi pendapatan dan modal.
b. Biaya
izin, royalty dan pembayaran lainnya yang memberikan pendapatan bagi induk
bukan biaya tambahan.
c. Nilai
inflasi nasional yang berbeda
d. Perubahan
nilai mata uang luar negeri
e. Perpajakan
yang berbeda.
Seseorang
mungkin berpendapat bahwa risiko dan akibat dari investasi luar negeri yang
harus dinilai dari sudut pandang pemegang saham perusahaan induk domestik. Akan
tetapi, bisa juga dikatakan bahwa metode seperti ini sudah tidak tepat lagi.
Pertama, investor dalam perusahaan induk berasal dari komunitas seluruh dunia.
Objektif investasi harus mencerminkan ketertarikan dari semua pemegang saham,
tidak hanya untuk kawasan domestik. Kedua, pengamatan juga mengatakan bahwa
banyak perusahaan multinasional berpandangan tentang investasi jangka panjang.
Dana yang dihasilkan di luar negeri cenderung diinvestasikan kembali di luar
negeri daripada dikembalikan ke perusahaan induk.Dalam situasi ini, mungkin
akan lebih baik untuk mengevaluasi hasil dari pandangan Negara asal.
Sebuah
solusi yang menarik adalah untuk mengakui bahwa manajer keuangan harus mencapai
berbagai target, merespons investor dan organisasi non-investor dan
lingkungannya. Pemerintah Negara setempat adalah seperti kelompok organisasi
investasi luar negeri. Perspektif dari perusahaan induk berasumsi bahwa
investasi luar negeri bisa dari Negara setempat. Mengevaluasi sebuah peluang
penanaman modal dari sebuah perspektif lokal juga memberikan informasi yang
berguna bagi perusahaan induk. Jika investasi luar negeri tidak menjanjikan risiko
imbalan yang lebih tinggi daripada hasil pesaing lokal, pemegang saham
perusahaan induk lebih baik tidak berinvestasi secara langsung dalam perusahaan
lokal.
E.
PENGUKURAN
HASIL TERDUGA
Metode
untuk memperkirakan arus kas yang diproyeksikan berhubungan dengan fasilitas
dari Rusia sama dengan semua yang mereka gunakan untuk perusahaan domestik.
Penerimaan terduga adalah berdasarkan proyeksi penjulan dan pengalaman
terantisipasi. Biaya usaha dan pajak lokal serupa dengan ramalan. Kompleksitas
tambahan harus diperhitungkan. Mereka meliputi:
a. Arus
kas proyek versus arus kas perusahaan induk
b. Arus
kas perusahaan induk mengikat keuangan
c. Tunjangan
keuangan
d. Risiko
politis
Proses
ini juga harus memperhitungkan imbas dari perubahan harga dan pelemahan nilai
mata uang pada penghasilan mata uang luar negeri yang diharapkan. Jika arus kas
mata uang lokal pasti , hal ini akan sangat sederhana untuk mengukur pengaruh
perubahan nilai. Disini, penurunan nilai dalam Russian Ruble yang berhubungan
dengan dolar Amerika Serikat yang mengurangi ekuivalen pendapatan bunga.
Perubahan nilai tukar mempengaruhi arus kas bersih . Maka, perhitungan pengaruh
pengukuran nilai tukar menjadi sangat penting untuk setiap kegiatan.
Ketika
sebuah pandangan perusahaan induk dipakai, arus kas pada perusahaan induk
jarang mencerminkan semua yang berafiliasi di luar negeri. Arus kas yang
relevan adalah semua yang berakibat langsung dengan perusahaan induk.
Sumber
utama arus kas perusahaan induk termasuk utang pinjaman perusahaan induk,
dividen, biaya perizinan, beban tambahan, royalti, biaya transfer untuk
pembelian atau penjualan kepada perusahaan induk, dan memperkirakan nilai akhir
proyek. Pengukuran dari semua arus kas ini membutuhkan sebuah pemahaman tentang
perbedaan akuntansi nasional, kebijakan repatriasi pemerintah, potensi inflasi
di masa depan dan nilai tukar, dan perbedaan pajak.
Perbedaan
dalam prinsip-prinsip akuntansi adalah relevan jika manajer keuangan bergantung
pada laporan keuangan lokal dalam memperkirakan arus kas masa depan. Ketika
aturan pengukuran dipergunakan dalam mempersiapkan semua akun yang berbeda ini
dari semua negara asal, perbedaan estimasi arus kas mungkin bisa terjadi. Satu
contohnya adalah depresiasi berdasarkan pergantian nilai daripada biaya
historis. Perbedaan ini bisa mempengaruhi pajak pendapatan perusahaan dan, arus
kas.
Oleh
karena itu, hal ini membutuhkan estimasi inflasi yang akan terjadi dan imbasnya
pada nilai tukar yang digunakan untuk mengubah arus kas luar negeri dengan mata
uang perusahaan induk. Akhirnya, ketetapan yang berhubungan dengan sumber
pendapatan pajak luar negeri harus diperhitungkan.
F.
BIAYA
MODAL MULTINASIONAL
Jika
investasi luar negeri dievaluasi dengan model pemotongan arus kas ini, maka
sebuah pemotogan harga yang tepat harus dikembangkan. Teori penganggaran modal
biasanya menggunakan biaya modal menghasilkan paling tidak mengembalikan biaya
modal perusahaan. Batasan nilai ini berhubungan dengan proporsi utang dan
ekuitas struktur keuangan perusahaan seperti halnya berikut ini:
Ka
= ke (E/S) + ki (1-t) (D/S)
Dimana:
ka = beban rata-rata (setelah pajak)
biaya modal
ke = biaya ekuitas
ki = biaya utang sebelum pajak
E = nilai ekuitas perusahaan
D = nilai utang perusahaan
S = nilai struktur modal perusahaan
(E+D)
T = nilai pajak marginal
Tidaklah
mudah untuk mengukur biaya modal sebuah perusahaan multinasional. Biaya modal
ekuitasnya mungkin bisa dihitung dengan beberapa cara. Satu cara yang paling populer adalh
menggabungkan hasil deviden yang diharapkan dengan nilai pertumbuhan deviden yang
diharpkan.
G.
SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN
Pengaturan
sistem informasi dari sebuah perusahaan dunia sangat penting dalam mendukung
strategi perusahaan, termasuk proses perencanaan yang dijelaskan di atas. Tugas
ini sangat sulit, sebagai sebuah kerangka kerja multinasional yang lebih
kompleks daripada sebuah kerangka kerja suatu negara.
Permasalahan
Sistem
Jarak
adalah sebuah kesulitan yang sangat jelas. Terkait dengan masalh geografis,
komunikasi informasi formal secar umum mengganti hubungan personal antara
manajer lokal dan markas manajemen. Perkambangan teknologi informasi harus
mengurangi kerumitan ini, tapi tidak menghapuskannya secara penuh.
Rendahnya
penyebaran dengan pemusatan yang tinggi telah digunakan oleh organisasi yang
lebih kecil dengan operasi bisnis internasional yang terbatas, IS domestik
harus mendominasi. Keseragaman standar data dan aplikasi mendominasi sistem IT
dunia.
Penyebaran
yang tinggi dengan pemusatan yang rendah adalah strategi yang digunakan oleh
perusahaan multinasional dengan operasi yang berbeda secar geografis. Cabang
lokal diawasi secara signifikan melalui departemen strategi IT mereka dan
sistem yang berhubungan.
Mungkin
tantangan yang paling besar adalah dalam menghadapi sistem spesialis adalah
merancang sistem informasi perusahaan yang mengijinkan manajer keuangan
mersponnya secara tepat terhadap fenomena kompetisi global. Perubahan kondisi
memberikan deregulasi pasar dan pengurangan masalah tarif, perusahaan dapat
mengakses pasar luar negeri baik langsung atau tidak langsung melalui usaha
bersama, aliansi strategis dan penyusunan kooperatif lainnya. Akses terbuka ini
menjadikan intensitas kompetitif dimana perusahaan menggunakan strategi dengan :
a. melindungi
penguasaan pasar setempat,
b. menembus
pasar pesaing setempat untuk menyangkal penguasaan pasar dan pendapatan mereka,
c. menghasilkan
penguasaan pasar yang signifikan di pasar kunci negara ketiga.
Permasalahan
Informasi
Akuntan
manajemen mempersiapkan berbagai macam informasi untuk manajemen perusahaa,
berkisar dari pengumpulan data untuk laporan likuiditas dengan perkiraan
operasional dari berbagai tipe untuk membiayai pengeluaran. Bagi setiap
rangkaian data yang disebarkan, manajemen perusahaan harus menentukan waktu
yang relevan dengan laporan, tingkat akurasi yang diminta, frekuensi laporan,
dan biaya, dan juga keuntungan dari perisapan dan pengiriman yang tepat waktu.
Manajer
yang berbeda lingkungan memiliki cara menganalisis dan memecahkan masalah yang
berbeda, landasan keputusan yang berbeda, dan bersaing dalam usaha yang
berbeda. Kebuthan informasi langsung adalah sebuah konsekunesi langsung. Oleh
karena itu, kita memiliki permasalahan mendasar bagi perusahaan multinsional.
Manajer lokal mungkin membutuhkan informasi keputusan yang berbeda daripada
markas manajemen.
Masalah
pokok informasi lainnya adalah pertanyaan penerjemahan. Dalam menjalankan
evaluasi, para manajer di AS umumnya lebih menggunakan laporan dalam dolar AS.
Oleh karena itu, laporan dari usaha multinasional AS biasanya diterjemahkan ke
dalam ekuivalen dolar mereka supaya markas manajemen AS dapat mengevaluasi
investasi dolarnya.
H.
MANAJEMEN
INFORMASI DAN HIPERINFLASI
Dalam
lingkungan dengan inflasi tinggi, laporan keuangan disiapkan dalam
penyesuaiannyya dengan FAS No. 52 yang cenderung membalikkan kenyataan dengan :
1. Menentukan
atau mengecilkan pendapatan dan pembiayaan
2. Penerjemahan
laporan untung dan rugi yang sulit untuk diinterpretasikan
3. Membelokkan
performa perbandingan dari waktu ke waktu.
I.
MASALAH
PENGENDALIAN KEUANGAN
Sebuah
pertanyaan tentang strategi dan system informasi yang telah diputuskan,
pergantian perhatian pada area yang sama pentingnya dalam pengendalian keuangan
dan evaluasi kerja. Pertimbangan ini sangat penting karena mereka membuat para
manajer untuk :
a. Melaksanakan
strategi keuangan global MNE
b. Mengevaluasi
tingkatan di mana strategi yang dipilih berperan dalam meraih target perusahaan
c. Memotivasi
manajemen dan pegawai untuk meraih target financial perusahaan seefektif dan
seefisien mugkin.
Sistem
Pengendalian Multinasional Melawan Domestik
Penelitian
menunjukkan bahwa system yang digunakan oleh kebanyakkan perusahaan
multinasional untuk mengendalikan usaha luar negeri mereka adalah identik
dengan semua system yang digunakan perusahaan domestik. Sistem pokok yang
digunakan di luar negeri mencakup pengendalian financial dan permodalan serta
kecenderungan untuk menggunakan standar serupa yang dikembangkan untuk
mengevaluasi usaha domestik. David Hawkins menwarkan empat alasan dasar untuk
hal ini :
1. Pertimbangan
pengendalian keuangan pada tahapan awal pembentukan sebuah usaha luar negeri
jarang kritis.
2. Biasanya
memang lebih murah untuk memindahkan system domestic dari pada menciptakan
seluruh sistem dari awal untuk usaha luar negeri.
3. Untuk
menyederhanakan persiapan dan penggabungan laporan keuangan gabungan ,
pengendalaian perusahaan tetap memaksa bahwa semua cabang usaha menggunakan
format dan jadwal yang sama untuk mencatat dan mengirimkan data usaha dan
finansial.
4. Dewan
eksekutif pembentukan sistem domestik dalam usaha luar negeri dan atasan
perusahaan mereka lebih nyaman jika mereka dapat meneruskan untuk menggunakan
seperti halnya sistem pengendalian domestik, karena mereka telah meraih titik
tertinggi dalam manajemen dengan menguasai sistem domestik.
Penganggaran
Operasional
Ketika
target strategis dan anggaran modal telah ditetapkan, manajemen selanjutnya
fokus pada perencanaan jangka pendek. Perencanaan jangka pendek mencakup
penciptaan anggaran operasional atau perencanaan keuntungan di mana diperlukan
dalam sebuah organisasi. Perencanaan keuntungan adalah dasar untuk
memperkirakan kas manajemen, keputusan usaha, dan pola ganti rugi manajemen.
Laporan pemasukan modal dari cabang usaha luar negeri pada awalnya dipindahkan
ke dalam prinsip akuntansi perusahaan induk dan diterjemahkan dari mata uang
lokal(Local Currency/LC) ke dalam mata
uang yang berlaku di perusahaan induk (Parent Currency/PC). Perbandingan
keuntungan aktual dan profit modal dilakukan dalam mata uang perusahaan induk
yang membutuhkan analisis varian secara tepat untuk memastikan bahwa
penyimpangan dari anggaran bisa diketahui dengan benar demi kegiatan manajemen.
Kinerja
keuangan dari usaha luar negeri bisa diukur dalam mata uang lokal, mata uang
negara asal, atau keduanya. Kurs yang digunakan bisa berakibat signifikan dalam
menilai performa unit usaha luar negeri dan para manajernya. Fluktuasi nilai
mata uang bisa merubah untuk membalikkan keuntungan (diukur dengan kkurs lokal)
menjadi kerugian (dikemukakan dalam mata uang negara asal).
Beberapa
menggunakan perspektif kurs lokal karena transaksi luar negeri terjadi di
lingkungan luar negeri dan dilakukan dengan kurs luar negeri. Penerjemah untung
dan rugi dengan kurs luar negeri tidak dipertimbangkan ketika usaha dievaluasi
dalam mata uang lokal. Semua yang menggunakan perspektif mata uang perusahaan
induk berpendapat bahwa pemegang saham di negara asal pada akhirnya
memperhatikan hasil dari raihan mata uang domestik, manajer luar negeri harus
dinilai dengan standar yang sama.
Masalah
tetap ada bahkan jika mata uang induk dianggap lebih baik untuk mengukur
kinerja daripada mata uang lokal. Pada teorinya, nilai tukar antara dua negara
sebaiknya sesuai pada proporsinya untuk mengubah nilai inflasi mereka yang
berbeda. Pada praktiknya, perubahan dalam nilai tukar mata uang berada di
belakang nilai inflasi luar negeri yang bisa mengubah kinerja pengukuran.
Raihan nilai mata uang lokal dan ekuivalen dolar mereka meningkat saat inflasi
membesar. Pada periode berikutnya, ketika nilai kerugian kurs valuta asing,
nilai dolar dari pendapatan lokal jatuh bahkan jika pendapatan nilai mata uang
lokal meningkat. Dalam keadaan ini, pengukuran dengan nilai mata uang induk
memberitahukan elemen-elemen secara random dalam mengukur kinerja usaha luar
negeri jika perubahan kurs valuta asing tidak seperti dalam nilai inflasi.
Pada
akhirnya, harus ada yang menilai nilai unit usaha luar negeri sebagai sebuah
investasi dengan kurs negara asal. Perspektif nilai mata uang induk adalah
tepat untuk strategi perencanaan dan keputusan investasi jangka panjang. Akan
tetapi, landasan nilai mata uang yang digunakan dalam mengevaluasi kinerja
manajerial bergantung pada siapa yang menghitung kemungkinan pertukaran. Jika
bendahara perusahaan mengatur resiko pertukaran, kemudian sangatlah logis untuk
mengukur kinerja performa dalam mata uang lokal. Mata uang induk mengukur
berlaku jika untung dan rugi pertukaran dihilangkan dalam mengevalusi para
manajer asing. Jika para manajer lokal mempunyai materi untuk mengatur untung
dan rugi pertukaran, mengukur performa mereka dalam nilai mata uang induk dapat
dipertimbangkan.
Nilai
sebanding bisa digunakan untuk mengawasi kinerja relatif anggaran. Jika
kombinasi nilai tukar yang berbeda digunakan untuk menyusun anggaran dan
menjalankan performa, hal ini menciptakan pembagian tanggung jawab untuk
perubahan nilai tukar dan membuat tanggapan para manajer berbeda. Pertimbangan
beberapa kemungkinan :
a. Anggaran
dan catatan kinerja pada nilai awal di tempat. Perubahan nilai tukar tidak
berpengaruh pada kombinasi yang biasanya digunakan untuk menyusun catatan
anggran dan kinerja.
b. Nilai
anggaran akhir dan catatan nilai akhir. Kombinasi ini menghasilkan hasil yang
sama.
c. Penganggaran
pada nilai awal dan catatan pada nilai akhir. Manajer lokal bertanggung jawab
penuh untuk perubahan nilai tukar..
d. Catatan
anggaran dan kinerja menggunakan nilai tukar terproyeksi. Sistem ini
mencerminkan perpektif mata uang lokal.
e. Anggaran
pada nilai terproyeksi dan catatan pada nilai akhir. Manajer lokal tidak
bertanggung jawab atas penggabungan nilai tukar. Manajer bertanggung jawab
untuk (dan oleh karena itu mendorong merka untuk melindungi) perubahan nilai
tukar yang tidak diharapkan.
Analisis
Perubahan Nilai Tukar
Gambaran
sebuah landasan untuk menganalisis perbedaan anggaran ketika tanggung jawab
atas perbedaan pertukaran dibagikan antara manajemen lokal, manajemen divisi
usaha internasional (variasi nilai mata uang induk), dan bendahara perusahaan
(perbedaan dari nilai anggaran). Divisi internasional bertanggung jawab untuk
membentengi perubahan niali tukar yang tidak diharapkan, sementara bendahara
perusahaan bertanggung jawab ntuk akurasi perkiraan nilai.
J.
PENETAPAN
BIAYA STRATEGIS
Dalam
mengendalikan biaya pada tahapan produksi, banyak perusahaan di seluruh dunia
menggunakan standar sistem pembiayaan yang pada dasarnya memperkirakan seberapa
besar biaya produksi dari sebuah produk sebagai dasar harga penjualan yang
masuk akal. Biaya produksi sebenarnya kemudian dibandingkan dengan biaya yang
diperkirakan. Perbedaan hasil antara biaya standard dan sebenarnya diuji
sebagai sebuah dasar untuk bahan penilaian dalam proses produksi atau
pendapatan. Proses ini bisa disimpulkan sebagai sebuah model harga dasar.
Sementara
digunakan sebagai target, biaya yang diizinkan juga tidak statis. Selama
produksi, biaya yang diizinkan dikurangi setiap bulannya sengan sebuah nilai
pengurangan biaya yang berdasarkan pada objektif profit jangka pendek. Pada
tahun-tahun selanjutnya, biaya sebenarnya dari tahun sebelumnya adalah titik
awal untuk pengurangan lebih jauh lagi, dengan demikian hal ini memastikan
adanya pemotongan selama mobil masih dalam produksi. Pasar dengan sistem ini,
dikenal sebagai pembiayaan kaizen, secara signifikan mengurangi kepercayaan
terhadap sistem pembiayaan standar tradisional. Sistem pembiayan standar
mencoba untuk memperkecil perbedaan antara biaya anggaran dan biaya sebenarnya.
Pembiayaan kaizen menekankan untuk melakukan apa yang penting untuk meraih
tingkat performa yang diharapkan dalam kondisi pasar yang kompetitif.
K.
EVALUASI
PERFORMA USAHA LUAR NEGERI
Penilaian
performa adalah inti untuk sebuah sistem pengendalian yang efektif. Sistem
evaluasi performa tepat guna mengizinkan dewan manajemen untuk :
1. Memastikan
perilaku manajerial konsisten dengan strategi prioritas.
2. Menilai
profitabilitas dari usaha yang ada.
3. Wilayah
yang tidak bekerja sesuai rencana.
4. Mengalokasikan
sumber-sumber bagi perusahan secara produktif.
5. Mengevaluasi
performa manajerial.
Penilaian
perfoma usaha luar negeri harus berurusan dengan kerumitan tersebut seperti
nilai tukar yang melambung, inflasi luar negri, biaya transfer, budaya antar
negara yang berbeda. Dan pengaruh lain dari lingkungan stempat. Jika semua
factor ini diabaikan, risikonya pada perusahaan induk akan mendapatkan
pengukuran hasil usaha yang tidak tepat. Performa standar yang tidak tepat
mungkin memotivasi manajer di luar negeri untuk mengambil tindakan yang tidak
sejalan dengan target-target perusahaan. Akibat langsungnya adalah berkurangnya
efesiensi perusahaan dan (kemungkinan) berkurangnya persaingan.
L.
STANDAR
PERFORMA
Sebuah
perusahaan mungkin memiliki standar tertentu, seperti ROI minimum yang
diperlukan, dimana ini diterapkan pada cadangan individual dan aliran produk;
atau menyusun level ROI berbeda atau standar lainnya untuk cadangan lainnya
atau aliran produk. Semua standar ini mungkin disatukan ke dalam anggaran dan
kemudian bisa dibandingkan dengan hasilnya.performa juga bisa diukur setiap
saat.performa masa lampau biasanya signifikan dalam mengembangkan anggaran di
periode berikutnya. Pada akhirnya, perusahaan bisa membandingkan performa usaha
luar negri mereka sendiri dengan pesaingnya atau membandingkan unit mereka satu
dengan yang lainnya.
Membandingkan
performa unit usaha luar negeri terhadap semua pesaing mereka mungkin sangat
berguna. Sebagai contoh, ketika pesaingnya adalah perusahaan local, masalah
ketersediaan dan kecukupan data mungkin sangat penting, khususnya jika
pesaingnya adalh pihak swasta. Ketika data tersedia, perbandingan mungkin akan
sulit. Kebijakan harga transfer dab prinsip akuntansi pesaing mustahil untuk
bisa ditentukan. Perbandingan silang menyatukan semua permasalahan ini.
Membandingkan
cabang perusahaan dengan unit lain dari perusahaan induk, baik di dalam maupun
di luar negeri, harus dilakukan dengan penuh perhatian, karena pertanyaan
mengenai komparabilitas muncul kembali perbedaan dalam objektif cabang
perusahaan secar otomatis akan membiaskan perbandingan performa kecuali
dihitung secara langsung. Jika objektif perusahaan sama, perbedaan dalam risiko
Negara harus diperhatikan, jika resiko yang lebih tinggi diganti dengan tingkat
pengembalian yang lebih tinggi, maka sangat masuk akal untuk mengharapkan
adanya keuntungan dari usaha di Negara yang lebih beresiko. Saat ini, akan
tetapi, tidak ada satupun yang menyetujui formula landasan bagaimana untuk
menyatukan Negara beresiko pada penilaian performa.
Penilaian
performa berdasarkan pada sebuah perusahaan besar standar biasanya tidak
memuaskan. Anggaran performa adalah standar perbandingan yang lebih berguna
untuk bisnis multinasional. Anggaran realistis memungkinkan performa target
untuk menyatukan penghitungan yang unik untuk unit tertentu. Perbandingan
performa actual dengan anggaran juga memungkinkan manajemen utama untuk
membedakan hasil dimana manajer cabang bisa menanganinya dengan penuh tanggung
jawab untuk semua yang ada dalam kendali mereka.
Berikut
adalah tujuh peringatan yang mungkin bisa menjadi pedoman yang berguna dalam
menilai hasil usaha luar negri:
a. Cabang
perusahaan luar negri tidak bisa dinilai sebagai pusat keuntungan independen
ketika mereka adalah komponen system multinasional.
b. Kriteria
laba modal perusahaan besar didukung oleh ukuran performa yang dikaitkan secara
spesifik dengan objektif dan lingkungan dari setiap unit usaha luar negeri.
c. Target
jelas yang memperhitungkan lingkungan masing-masing internal dan eksternal
cabang perusahaan harus disatukan dengan anggaran performa.
d. Performa
cabang perusahaan harus dinilai dalam hal penyimpangan dari semua objektif ini,
alasan penyimpangan, dan respons manajerial untuk perkembangan yang tidak
terduga.
e. Manajer
cabang perusahaan tidak bertanggung jawab untuk hasil di luar kendali mereka
(di dalam dan di luar negeri).
f. Manajer
cabang perusahaan yang diukur performanya harus berperan penuh dalam menyusun
target-target dimana mereka akan dinilai.
g. Pengukuran
performa ganda, financial dan non-finnsial, harus digunakan dalam menilai usaha
luar negeri.
Referensi :
Frederick
D.S Choi, Gary K. Meek, International Accounting, Buku 2 Edisi 6, Penerbit:
Salemba Empat
https://rizkifadillah25.wordpress.com/2016/05/11/tugas-minggu-10-perencanaan-dan-pengendalian-manajerial/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar