TUGAS KE-1 SOFTSKILL BAHASA INDONESIA 2
NAMA : INDINA TARZIAH
NPM : 23212683
KELAS : 3EB24
Perbedaan antara penalaran induktif dan deduktif
Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah proses berpikir untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang
berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus. Prosesnya disebut induksi.
Penalaran induktif dapat berbentuk generalisasi, analogi, atau hubungan sebab akibat.
Contoh penalaran induktif adalah
Kerbau punya mata. anjing punya mata. kucing punya mata:. setiap hewan punya mata penalaran
induktif membutuhkan banyak sampel untuk mempertinggi tingkat ketelitian premis yang diangkat.
untuk itu penalaran induktif erat dengan pengumpulan data dan statistik.
Contoh penalaran induktif :
Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Babi berdaun telinga berkembang
biak dengan melahirkan. Ikan paus berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
Penalaran Deduktif
Pernalaran deduktif merupakan metode untuk menarik kesimpulan dengan menhubungkan data-data yang bersifat umum, kemudian dijadikan suatu simpulan atau fakta yang khusus.
Contoh:
Premis 1 = Semua makhluk adalah ciptaan Tuhan. (U)
Premis 2 = Manusia adalah makhluk hidup. (U)
Simpulan = Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan. (K)
Dapat dilihat dari contoh diatas bahwa pernalaran ini dimulai dengan suatu premis (pernyataan dasar) untuk menarik kesimpulan. Kesimpulannya merupakan implikasi pernyataan dasar itu. Artinya apa
yang dikemukakan di dalam kesimpulan secara tersirat telah ada di dalam pernyataan tersebut.
Jadi sebenarnya proses deduksi ini tidak menghasilkan suatu pengetahuan yang baru, melainkan
pernyataan kesimpulan yang konsisten berdasarkan pernyataan dasarnya.
Bentuk Penalaran Deduktif
Menurut bentuknya, pernalaran deduktif dibagi menjadi dua yaitu:
- Silogisme, dan
- Entimen.
Syarat Supaya Kesimpulan Dalam Deduktif Dapat Dipercaya
Penalaran deduksi/deduktif didasarkan pada penarikan kesimpulan yang bertolak dari hal yang umum. Dalam karangan penerapan penalaran deduktif ini tampak pada pernyataan umum yang dituangkan dalam kalimat utama yang kemudian menuju pada beberapa kalimat penjelas.
Dalam suatu penalaran deduksi kesimpulan dapat ditarik dengan cara:
1. menarik kesimpulan dari satu premis
Contoh:
Premis : Hari Jumat, tanggal 10 September 2010 merupakan hari libur nasional.
Kesimpulan: Hari itu sekolah libur.
2. menarik kesimpulan dari dua premis
Contoh:
Premis 1 : Pegawai Negeri adalah anggota Korpri.
Premis 2 : Anggota Korpri memiliki seragam khusus.
Kesimpulan: Pegawai Negeri pasti mempunyai seragam khusus.
Konklusi atau kesimpulan yang kita utarakan harus dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam penarikan kesimpulan penalaran deduksi, yaitu:
1. premis harus benar
2. penalaran yang menuju kesimpulan harus benar.
Dengan demikian maka ketepatan penarkkan kesimpulan tergantung dari tiga hal yaitu:
1. kebenaran premis mayor,
2. kebenaran premis minor, dan
3. keabsahan penarikan kesimpulan.
Apabila salah satu dari ketiga unsur itu persyaratannya tidak terpenuhi dapat dipastikan kesimpulan
yang ditariknya akan salah. Matematika adalah pengetahuan yang disusun secara deduktif.
Contoh Penarikan Kesimpulan Melalui Generalisasi
Untuk penalaran seperti ini, kita mengambil sebuah kesimpulan yang bersifat umum untuk semua
fakta yang dijelaskan dalam paragraf. Singkatnya, dari fakta-fakta umum yang dinyatakan,
kita tarik sebuah kesimpulan yang berlaku untuk semua fakta tersebut.
Contoh: Pulpen digunakan untuk menulis. Selain menulis, pulpen juga punya banyak kegunaan
tergantung kreativitas dan imajinasi penggunanya. Sebagai contoh, teman saya sering menggunakan
pulpen untuk menyelipkan contekan saat ulangan Matematika dulu waktu SMP. Selain untuk
menyelipkan contekan, pulpen juga digunakan untuk mendandani pemain teater yang akan tampil.
Memang ada pulpen khusus untuk hal ini, namun jika panitia teater itu kurang modal, biasanya
pulpen biasa yang tidak mudah luntur pun digunakan. Memang, pulpen mempunyai banyak sekali
kegunaan.
Contoh : Pendidikan karakter untuk melawan koruptor dan kemerosotan moral bangsa terus
dilaksanakan di semua sekolah di Indonesia. Namun perlu kita sadari bahwa para koruptor yang
tertangkap sekarang justru berasal dari kaum pemuda yang merupakan calon pemimpin dimasa depan. Banyak juga tawuran dan penyimpangan yang dilakukan oleh para pemuda sekarang seperti pencurian dan masih banyak lagi. Bisa dibilang pendidikan karakter masih belum efektif mengubah
karakter bangsa.
Dapat dipercayakah kesimpulan di bawah ini? Jelaskan alasannya!
a. Semua profesor pandai (premis mayor/premis umum)
Ayahmu pandai (premis minor/premis khusus)
Pastilah ayahmu professor (konklusi/kesimpulan)
Karena, tidak semua ayah pandai itu profesor.
Kedua premis tersebut tidak bisa disimpulkan. Jika dibuat kesimpulan, maka kesimpulannya hanya
bersifat kemungkinan (bukan kepastian)
Kesimpulan diatas termasuk Silogisme katagorial
Silogisme ini merupakan silogisme dimana semua proporsinya merupakan katagorial. Kemudian
proporsisi yang mengandung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor (premis yang termnya
menjadi subjek).
b. Di semua ibu kota ada gedung pencakar langit (PU)
Di semua kota industri ada gedung pencakar langit (PK)
Jadi, ibu kota adalah kota industri (tidak sah) (K)
Kesimpulan diatas termasuk silogisme Kategorik
Dari dua premis yang sama-sama partikular tidak sah diambil kesimpulan.
Kesimpulan yang diambil dari premis-premis partikular tidak menghasilkan kebenaran yang pasti.
c. Hasil sawah bertambah jika petani menanam padi unggul (PU)
Hasil sawah bertamabah jika pengairan diatur dengan baik (PK)
Hasil sawah bertambah jika petani menanam padi dan pengairan diatur dengan baik(K)
C = B karena C=A
Kesimpulan diatas termasuk Entimen
Entimen merupakan penalaran deduktif secara langsung. Entimen disebut juga silogisme yang
diperpendek. Silogisme ini langsung mengetengahkan kesimpulan dengan premis khusus yang
menjadi penyebabnya.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar