Sabtu, 08 November 2014

TUGAS KE-2 SOFTSKILL BAHASA INDONESIA 2

NAMA : INDINA TARZIAH
NPM : 23212683
KELAS : 3EB24

Metode Pengumpulan Data Kuantitatif

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting dan berbagai sumber dan berbagai cara. 
Bila dilihat dari settingnya data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural seting), pada 
laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai responden, dan lain-lain. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer 
dansekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data pada 
pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya kalau dilihat dari segi 
cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview, kuesioner (angket), observasi (Sugiyono, 2012: 193-194)

1.    Interview (Wawancara)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi 
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/ kecil.
Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan teknik interview dan juga kuesioner adalah sebagai berikut:
a. Bahwa subjek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri.
b. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat  dipercaya.
c. Bahwa interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti  kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si peneliti.
Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan dengan tatap muka maupun lewat telepon.
· Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul 
data telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun sudah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur 
ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya.
Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur dan material lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara berjalan lancar. 
· Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. 
2.    Kuesioner
Kuesioner merupakan alat teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden (Iskandar, 2008: 77).
Uma sekaran (1992) dalam Sugiyono mengungkapkan beberapa prinsip penulisan angket yaitu 
sebagai berikut:
1)        Prinsip penulisan angket
1. Isi dan tujuan pertanyaan, yang dimaksud disini adalah isi pertanyaan tersebut merupakan 
bentuk pengukuran atau bukan. Kalau berbentuk pengukuran, maka dalam membuat pertanyaan 
harus teliti, setiap pertanyaan harus ada skala pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi untuk
mengukur variabel yang diteliti.

2. Bahasa yang digunakan, bahasa yang digunakan dalam penulisan angket harus disesuaikan 
dengan kemampuan berbahasa responden.
3. Tipe dan bentuk pertanyaan, tipe pertanyaan dalam angket dapat berupa terbuka atau tertutup, 
(dalam wawancara bisa terstruktur dan tidak terstruktur),  dan bentuknya dapat menggunakan 
kalimat positif dan negatif.
4. Pertanyaan tidak mendua
5. Tidak menanyakan yang sudah lupa
6. Pertanyaan tidak menggiring, artinya usahakan pertanyaan tidak menggiring pada jawaban 
yang baik saja atau yang jelek saja.
7. Panjang pertanyaan, pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang, sehingga akan 
membuat jenuh responden dalam mengisi.
8. Urutan pertanyaan, urutan pertanyaan dalam angket, dimulai dari yang umum menuju ke hal 
yang spesifik, atau dari yang mudah menuju hal yang sulit.
3.    Observasi
Dalam menggunakan observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau 
blangko pengamatan sebagai instrumen pertimbangan kemudian format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan. Dari peneliti berpengalaman diperoleh 
suatu petunjuk bahwa mencatat data observasi bukanlah sekedar mencatat, tetapi juga mengadakan 
pertimbangan kemudian mengadakan penilaian kepada skala bertingkat. Misalanya memperhatikan 
reaksi penonton televisi, bukan hanya mencatat rekasi tersebut, tetapi juga menilai reaksi tersebut apakah sangat kurang, atau tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki (Arikunto, 2006: 229).

Metode Pengumpulan Data Kualitatif

Data adalah sesuatu yang diperoleh melalui suatu metode pengumpulan data yang akan dikelola dan dianalisis dengan suatu metode tertentu. Dalam penelitian data secara garis besar terdapat dala tiga kelompok, yaitu: Wawancara, Observasi, dan dokumentasi.
 1. Wawancara
Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang 
diperoleh sebelumnya. Tehnik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah 
wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in–depth interview) adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara 
pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat mewawancarai responden adalah intonasi suara, kecepatan berbicara, sensitifitas pertanyaan, kontak mata, dan kepekaan nonverbal. Dalam mencari informasi, peneliti melakukan dua jenis wawancara, yaitu autoanamnesa (wawancara yang dilakukan dengan subjek atau responden) dan aloanamnesa (wawancara dengan keluarga responden).

Beberapa tips saat melakukan wawancara adalah mulai dengan pertanyaan yang mudah, mulai 
dengan informasi fakta, hindari pertanyaan multiple, jangan menanyakan pertanyaan pribadi sebelum building raport, ulang kembali jawaban untuk klarifikasi, berikan kesan positif, dan kontrol emosi 
negatif.

Selanjutnya wawancara dapat dilakukan secara terstruktur dan tidak terstruktut, dan dapat dilakukan dengan tatap muka (face to face) maupun menggunakan telepon (Sugiyono, 2006; 138-140).

1)  Wawancara Terstruktur
Pada wawancara ini digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data 
telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Dalam prakteknya selain membawa instrument sebagai pedoman wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur dan amterial lain yang dapat membantu dalam wawancara.

2)  Wawancara tidak Terstruktur
Wawancara tidak terstruktur maksudnya adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak 
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk 
pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Contohnya:
“Bagaimanakah pendapat Bapak/Ibu terhadap kebijakan pemerintah tentang impor gula saat ini? Dan bagaimana dampaknya terhadap pedagang dan petani”.

2. Observasi
Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang (tempat), pelaku, kegiatan, 
objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan perasaan. Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, 
untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran 
terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut.

Bungin (2007: 115) mengemukakan beberapa bentuk observasi yang dapat digunakan dalam 
penelitian kualitatif, yaitu observasi partisipasi, observasi tidak terstruktur, dan observasi kelompok 
tidak terstruktur.

Observasi partisipasi (participant observation) adalah metode pengumpulan data yang digunakan 
untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan dimana observer atau 
peneliti benar-benar terlibat dalam keseharian responden.

Observasi tidak berstruktur adalah observasi yang dilakukan tanpa menggunakan guide observasi. 
Pada observasi ini peneliti atau pengamat harus mampu mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati suatu objek.

Observasi kelompok adalah observasi yang dilakukan secara berkelompok terhadap suatu atau beberapa objek sekaligus.

3. Studi Dokumentasi

Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek.
DokumenSejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. 
Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan harian, cenderamata, laporan,
artefak, foto, dan sebagainya. Sifat utama data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga 
memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam.
Secara detail bahan dokumenter terbagi beberapa macam, yaitu otobiografi, surat-surat pribadi, buku atau catatan harian, memorial, klipping, dokumen pemerintah atau swasta, data di server dan flashdisk, data tersimpan di website, dan lain-lain.
Meleong (dalam Herdiansyah, 2010: 143) mengemukakan dua bentuk dokumen yang dapat dijadikan bahan dalam studi dokumentasi, yaitu:

Dokumen  harian
Dokumentasi pribadi adalah catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan, 
pengalaman, dan kepercayaannya. Tujuan dari dokumentasi ini adalah untuk memperoleh sudut 
pandang orisinal dari kejadian situai nyata. Terdapat tiga dokumentasi pribadi yang umum digunakan, yaitu:

1)  Catatan harian (diary)
Diary berisi beragam aktivitas dan kegiatan termasuk juga unsur perasaan.

2)  Surat Pribadi
Surat pribadi (tertulis pada kertas), e-mail, dan obrolan dapat dijadikan sebagai materi
dalam analisis dokumen dengan syarat, peneliti mendapat izin dari orang yang bersangkutan.

3)  Autobiografi
Autobiografi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas gabungan tiga kata, yaitu auto (sendiri), 
bios (hidup), dan grapein (menulis). Didefinisikan autobiografi adalah tulisan atau pernyataan 
mengalami pengalaman hidup.

Dokumen Resmi
Dokumen resmi dipandang mampu memberikan gambar mengenai aktivitas, keterlibatan individu pada suatu komnitas tertentu dalam setting social.
Menurut Meleong (Herdiansyah, 2010: 145-146) dokumen resmi dapat dibagi kedalam dua bagian.

Pertama 
Dokumen internal, yaitu dapat berupa catatan, seperti memo, pengumuman, instruksi, aturan suatu lembaga, system yang diberlakukan, hasil notulensi rapat keputusan pimpinan, dan lain sebagainya.

Kedua,
Dokumentasi eksternal yaitu dapat berupa bahan-bahan informasi yang dihasilkan oleh suatu
lembaga social, seperti majalah, koran, bulletin, surat pernyataan, dan lain sebagainya.

Focus Group Discussion (FGD)

Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan pada 
penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah 
kelompok. Teknik ini digunakan untuk mengungkap pemaknaan dari suatu kalompok berdasarkan 
hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu. FGD juga dimaksudkan untuk menghindari pemaknaan yang salah dari seorang peneliti terhadap fokus masalah yang sedang diteliti.
Ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan ketika ingin melakukan FGD. Pertama, jumlah FGD berkisar antara 5-10 orang.
 Kedua, Peserta FGD harus bersifat FGD. Ketiga, perlunya dinamika kelompok.
Kapan FGD dilakukan? Ada beberapa kepentingan mengapa peneliti melakukan FGD, antara lain:
A) Jika peneliti membutuhkan pemahaman lebih dari satu sudut pandang,
B) Jika terjadi gap komunikasi antar kelompok,
C) Untuk menyingkap suatu fakta secara lebih detail dan lebih kaya,
D) Untuk keperluan verifikasi

Proses Pengumpulan Data Kualitatif
Dalam penelitian kualitatif, proses pengumpulan data harus melalui beberapa beberapa tahapan 
yang setiap tahapan tersebut saling terkait anatar satu sama lain. Secara garis besar, terdapat lima 
tahapan proses pengumpulan data kualitatif.

1) Melakukan identifikasi Subjek/ Partisipan Penelitian dan lokasi Penelitian (Site).
Creswell (dalam Herdiansyah: 2010: 152) mengatakan bahwa sebagai seorang peneliti kualitatif, 
harus benar-benar matang dalam melakukan identifikasi partisipan dan lokasi penelitian sebagai 
pondasi awal penelitian yang akan dilakuan.

2) Mencari dan Mendapatkan akses menuju Subjek/Partisispan Penelitian dan Lokasi Penelitian .
Kadangkala, akses menuju partisipan dan lokasi penelitian, tidak semudah yang dibayangkan. 
Banyak hambatan dan kendala menuju partisipan dan lokasi penelitian memiliki keunikan tertentu.

3) Menentukan Jenis Data yang Akan Dicari/Diperoleh
Dalam tahap ini, peneliti harus merujuk kepada focus kajian penelitian, tujuan penelitian dan pertanyaan penelitian yang hendak dicari jawaban.

4) Mengembangkan atau Menentukan Instrumen/Metode Pengumpulan Data.
Dalam menentukan instrument metode pengumpulan data, hal yang perlu diingat adalah bahwa 
dalam penelitian kualitaif lebih bersifat fleksibel dibandingkan dengan metode lainnya. Sebelum 
penelitian dilakukan, peneliti sudah menentukan satu atau lebih metode [engumpulan data.

5) Pengumpulan Data
Terdapat beberapa hal yang perlu diingat dalam pengumpulan data untuk penelitian kualitatif 
adalah.Pertama,umumnya penelitian dilakuakn lebih dari satu kali. Kedua, dalam melakukan 
pengumpulan data selalu disesuaikan dengan situasi alamiah. Ketiga, lakukan probing terhadap 
symbol. Probing adalah proses eksplorasi lebih dalam terhadap suatu hal yang dirasa perlu untuk diungkap.

Metode Pengumpulan Data, Penelitian dengan judul : “Konsep Stress dan mekanisme koping pada 
ibu yang berhasil melakukan VBAC di wilayah DKI Jakarta (Latifah, 2009)”.
Judul tersebut di atas merupakan contoh dari penelitian kualitatif. Proses pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui beberapa tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan, dan penutupan.
Pada tahap persiapan, pertama peneliti mengurus perijinan dari Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK-UI). Setelah mendapat ijin, peneliti mencari data awal Rekam Medik RSCM
dan RS Sint Carolus untuk mencari calon partisipan yang sesuai dengan criteria.

Pada tahap pelaksanaan, pertama kali peneliti memersiapkan lingkungan tempat akan dilakukannya wawancara sesuai dengan kontrak sebelumnya yaitu ruang tamu partisipan.
Tahap penutup, yaitu dimana peneliti pada akhir wawancara meminta partisipan untuk mengisi 
jurnal yang peneliti berikan mengenai pengalaman stress dan koping partisipan yang belum 
terungkap saat wawancara. Pada tahap ini, peneliti dapat meminta waktu lain untuk melanjutkan 
penelitian, bila dirasa perlu.

Kutipan
Kutipan adalah salinan kalimat,paragraph,atau paendapat dari seorang pengarang atau ucapan orang 
terkenal karena keahliannya,baik yang terdapat dalam buku,jurnal,baik yang melalui media cetak 
maupun elektronik.menurut kamus besar bahasa Indonesia,mengutip adalah mengambil perkataan 
atau kalimat dari buku atau yang lainnya.mengutip itu berbeda dengan plagiat.plagiat adalah 
mengambul karangan karangan atau pendapat orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan atau pendapat sendiri.

Jenis-jenis Kutipan :
Pada umumnya kutipan dapat dibedakan mmenjadi 2 macam, yaitu:
1. Kutipan langsung (Direct Quotation)

Kutipan Langsung (Direct Quotation) adalah kutipan yang dilakukan persis seperti sumber aslinya, 
kata-kata yang digunakan sama seperti bahan aslinya.

Kutipan langsung biasanya digunakan untuk hal-hal sebagai berikut:
1) untuk mengutip rumus atau model matematika
2) untuk mengutip peraturan-peraturanhukum, surat keputudsan, surat perintah.
3) untuk mengutip peribahasa, puisi, karyadrama, dan kata-kata mutiara.
4) untuk mengutip beberapa definisi yang dinyatakan dalam kata-kata yang sudah pasti.
5) untuk memgutip beberapa pernyataan ilmiah yang jika dinyatakan dalam bentuk lain dikhawatirkan akan kehilangan maknanya.

Kutipan langsung dibagi menjadi 2,yaitu:
1) kutipan langsung pendek (short direct quotation)
Adalah kutipan langsung yang panjangnya tidak melebihi tiga baris ketikan. Kutipan yang demikian dimasukkan dalam teks dengan memberikan tanda petik dyantara bahan yang dikutip. Kalau kutipan 
itu perlu dihilangkan beberapa kata atau bagian dari kalimat, maka pada awal kalimat diberi titik tiga buah.

2) kutipan langsung panjang (Long Direct Quotation)
Adalah kutipan langsung yang panjangnya lebih dari tiga baris ketikkan. Kutipan tersebut diberi 
tempat sendiri, dalam alinea baru yang berdiri sendiri, diketik dengan satu spasi, dan lebar jorokkan 
kedalam dan kalimat pertama adalah tujuh ketukan huruf dari garis tepi yang baru, sedangkan baris 
kedua dan seterusnya dimulai sesudah dua ketukan huruf dari garis tepi kiri, serta tidak ditulis antara 
tanda petik.

2. Kutipan tidak langsung (Indirect Quotation atau paraphrase)
Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang tidak persis sama seperti bahan aslinya. Kutipan ini 
merupakan suatu ketikan pokok-pokok pikiran atau ringkasan kesimpulan menurut jalan pikiran dan bahasa pengutip sendiri. Kutipan ini tidak dituliskkan diantara tanda petik, melainkan langsung dimasukkan dalam kalimat atau alinea.

Kutipan tidak langsung dibedakan mennjadi dua, yaitu:
1) Kutipan tidak langsung pendek (short indirect quotation)
adalah kutipan tidak langsung yang terdiri darisatu alinea atau kurang.

2) Kutipan tidak langsung panjang (long indirect quotation)
adalah kutipan tidak langsung yang terdiri lebih dari satu alinea.

Contoh Kutipan Langsung:
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah “terdapat kecenderungan semakin banyak ’campur tangan’ pimpinan perusahaan samakin rendah tingkat partisipasi karyawan di daerah perkotaan” (Soebroto, 1990:23).

“Ada informasi pesan singkat yang menyesatkan. Kami akan selediki terus karena sumbernya sudah ada,” kata Kepala Bidang (KABID) HUMAS Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Boy Rafli Amar, di 
Jakarta, sabtu (6/3).

“Gerak manipulatif adalah keterampilan yang memerlukan koordinasi antara mata , tangan, atau bagian tubuh lain . . . yang termasuk gerak manipuatif antara lain adalah menangkap bola, menendang 
bola, dan menggambar” (Asim, 1995:315)

Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh 
penulis atau pembicara (Keraf, 1983: 3).
“Java memisahkan komponen untuk menampilkan keluaran dengan komponen untuk melakukan 
format keluaran. Keuntungan pemisahan antara lain format keluaran benar-benar sangat kaya melebihi yang dapat diperoleh di C++” (Bambang Hariyanto, 
Esensi-esensi Bahasa Pemrograman Java, 2007, Hal. 78)

Contoh Kutipan Tidak Langsung:
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memastikan tidak ada intervensi dalam pengusutan kasus 
Bank Century yang diduga terindikasi pelanggaran tindak pidana korupsi (Republika, Ahad 7 Maret 2010 halaman 1 ).

Dalam karangannya, lembaga tersebut kembali memperjelas bahwa panggalian tersebut hanya 
beberapa puluh meter dari masjid Al-Aqsha, dan semakin hari penggaliannya akan semakin
di tingkatkan hingga mencapai kedalaman 10 meter, sampai ke area masjid Al-Aqsha (Eramuslim.com,16/3/2010).

Penulisan dengan identasi merupakan konvensi penulisan yang bagus untuk diikuti. Identasi berarti 
memberi iden setiap menemui blok baru pada blok-blok yang berbeda.
Identasi adalah gaya penulisan program bukan bagian bahasa secara teknis, sehingga digunakan 
untuk memperjelas pembacaan program oleh pemrogram, bukan oleh kompilator. Kompilator 
menghasilkan keluaran yang sama meski tanpa identasi. (Bambang Hariyanto, Esensi-esensi Bahasa Pemrograman Java, 2007, Hal. 174)

Polymorphism, yang berarti mempunyai banyak bentuk, merupakan konsep pokok di dalam perancangan berorientasi objek. Dua objek atau lebih dikatakan polymorphic jika mempunyai antarmuka-antarmuka yang identik namun mempunyai perilaku-perilaku berbeda. (Bambang Hariyanto, Esensi-esensi Bahasa Pemrograman Java, 2007, Hal. 357)

Argumentasi pada dasarnya tulisan yang bertujuan mempengaruhi keyakinan pembaca agar yakin 
akan pendapat penulis bahkan mau melakukan apa yang dikatakan penulis (Keraf, 1983:3).

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar